Tulis Sendiri Sejarah Anda !

Sejujurnya, aku sengaja mengangkat judul di atas dari buku “La Tahzan/Jangan Bersedih”, karangan Dr. ‘Aidh al-Qarni (Penerjemah : Samson Rohman). Dalam hal ini secara pribadi tidak bermaksud untuk menggandakan atau mengkopi/menjiplak hasil karya orang lain. Tapi, hanya karena tulisan ini terasa menyentuh batinku, walaupun tulisan ini singkat namun sarat makna. Semoga kisah ini bermanfaat, berikut kisah tentang Tulis Sendiri Sejarah Anda.

Pernah, suatu ketika saya beri’tikaf di Masjidil Haram pada saat cuaca sangat panas, satu jam menjelang Shalat Zhuhur. Tiba-tiba seorang lelaki yang sudah sangat sangat tua berdiri dan memberikan air dingin kepada orang-orang yang hadir di tempatitu. Kedua tangannya masing-masing memegang sebuah gelas. Dia memberi minum jemaah dengan air zam-zam. Setelah seseorang selesai minum, dia kembali mengambil air dan kembali memberi minum kepada orang lain. Sudah sekian banyak orang yang dia beri minum. Saya melihat keringatnya mengucur deras, sedangkan orang-orang hanya duduk menunggu giliran mendapatkan air minum dari orang tua tadi. Saya kagum pada semangat, kesabaran, dan kecintaannya pada kebaikan, serta wajahnya yang selalu menebar senyum saat memberi minum.

Akhirnya, saya tahu bahwa kebaikan itu sangat mudah dilakukan oleh siapa saja yang oleg Allah dimudahkan untukmelakukannya. Allah memiliki simpanan kebaikan yang banyak sekali, yang akan dikaruniakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan, Allah juga mengalirkan keutamaan, meski sedikit, kepada orang-orang baik yang senang melakukan kebaikan kepada sesama. Dan Allah tidak senang melihat keburukan menimpa manusia.

Abu Bakar siap menempuh semua bahaya pada saat hijrah untuk melindungi Rasulullah.
Hatim rela tidur dalam keadaan lapar asal tamu-tamunya kenyang.
Abu Ubaidah tid tidur malam di tengah tentaranya yang nyenyak tertidur.
Umar ibn Khaththab keliling kota Madinah pada saat penduduk Madinah sedang lelap tertidur. Pada musim paceklik, Umar hanya bisa membolak-balikkan badan karena lapar. Seluruh makanan miliknya ia bagikan kepada rakyatnya.
Abu Thalhah menjadikan dirinya sebagai tameng pada saat perang Uhud untuk melindungi Rasulullah dari gempuran anak panah.
Ibnul Mubarak memberi makanan kepada orang lain, padahal dia sendiri dalam keadaan puasa.
Teladan-teladan itu bak bintang-bintang, bahkan lebih tinggi laksna faar saat mau menjelang.
(“Dan, mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang yang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” QS. Al-Insan:8)

Ucapan Terima Kasih

Saya ucapkan terima kasih kepada Mas M. Yudhi Iskandar di www.yudhim.blogspot.com atas tutorial bloggernya. E-Book Free Mas Yudhi sangat bermanfaat bagi saya. Semoga Mas Yudhi selalu dalam keadaan sehat-wal'afait, sehingga dapat menulis tutorial-tutorial yang lainnya. Trima kasih.